Selasa, 07 Juni 2016

Kawasan DPR ULM tidak ada lagi

Kabar Kalsel - Mahasiswa Unlam (sekarang ULM) bakal kehilangan kawasan kuliner murah untuk kedua kalinya. Pasalnya kawasan Di Bawah Pohon Rindang (DPR) yang merupakan lokasi kumpulan pedagang kaki lima yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga "mahasiswa" tersebut akan dikembalikan fungsinya sebagai taman kampus. 
Kawasan DPR ULM : tampak beberapa pemilik lapak sedang membereskan
sisa bangunan yang telah mereka bongkar sendiri

Pedagang di kawasan DPR telah menerima surat pemberitahuan yang ditandatangani oleh rektor ULM, Sutarto Hadi agar mereka membongkar lapak dagangan sebelum 31 Mei 2016. Menurut pantauan Kabar Kalsel, lebih dari sembilah puluh persen lapak-lapak PKL di kawasan DPR sudah  dibongkar sendiri oleh pemiliknya, Selasa (7/6/2016).

Sebelumnya pada tahun 2000-an mahasiswa ULM dan beberapa kampus lainnya sempat mengalami hal serupa yakni kehilangan pusat kuliner Cendana. Kawasan yang dulunya merupakan lokasi warung makan dan minum dengan harga murah tersebut juga dibongkar dan hanya menyisakan beberapa pedagang yang masih tetap berjualan dengan menyewa tempat tak jauh dari lokasi sebelumnya.

Kawasan DPR memang menjadi tempat favorit tidak hanya bagi kalangan mahasiswa ULM tetapi juga mahasiswa dari kampus lain bahkan masyarakat umum. Selain harganya yang memang relatif lebih bersahabat, suasananya juga teduh karena banyak pepohonan. 

Meski bingung mencari alternatif tempat jajan nantinya, sebagian mahasiswa mendukung upaya pengembalian fungsi DPR ini lantaran selama ini kawasan tersebut terlihat cukup "kumuh" terutama banyaknya sampah di anak sungai belakang Gedung Serbaguna ULM seputaran kawasan DPR tersebut. Mereka berharap dengan adanya penataan kembali, kampus ULM akan lebih asri dan nyaman. 

Senin, 28 April 2014

Foto Perburuan Harimau Hebohkan Facebook

Kabar Kalsel - Sebuah foto yang memperlihatkan 3 orang dengan seekor Harimau yang diduga hasil perburuan membuat heboh jejaring sosial facebook. Belum diklarifikasi apakah foto ini merupakan kegiatan rescue atau hasil perburuan, namun diduga kuat Harimau tersebut merupakan hasil perburuan. Foto yang diperkirakan pertama kali di unggah ke album akun facebook bernama Dwi Uye ini sontak mengundang reaksi kecaman dari para pengguna jejaring facebook, bahkan mereka mulai menyebarkan foto tersebut guna mengidentifikasi ketiga orang yang di duga pemburu Harimau tersebut.
Foto perburuan harimau
Foto yang di duga aksi perburuan Harimau

Beredarnya foto pemburu dengan hasil buruan satwa dilindungi di jejaring sosial bukan kali pertama terjadi, sebelumnya mereka yang peduli satwa dan lingkungan juga di hebohkan dengan aksi para pemburu Bangau Tong-tong dan beberapa jenis burung lainnya yang diperkirakan ada daerah Batulicin, Kalimantan Selatan serta pembantaian Lutung dan Bekantan. Dalam foto-foto yang di unggahnya tersebut tampak para pemburu memamerkan hasil buruannya yang juga menuai banyak kecaman karena dianggap sadis dan dapat mengancam keberadaan hewan yang diburu.

pemburu bangau tongtong di facebook
Pemburu dengan Hasil Buruannya

pemburu satwa di lindungi
Seorang pemburu Bangau Tongtong memperlihatkan hasil buruannya

Indonesia sendiri telah mengeluarkan peraturan perlindungan hewan diantaranya melalui Undang-Undang RI No. 5 TAHUN 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dimana sanksi untuk pelanggaran ini  dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Beberapa pelanggaran yang dimaksud tertuang dalam kutipan Pasal 21 ayat 2 berikut ;

Setiap orang dilarang untuk :
a. menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan
memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;
b. menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati;
c. mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
d. memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
e. mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.

Sayangnya entah karena kurang sosialisasi atau memang lemah dalam penegakannya, aksi perburuan terhadap bianatang khususnya yang dilindungi masih sering terjadi. Bahkan tak sedikit hewan-hewan yang statusnya sudah masuk katagori terancam punah masih bebas diperjualbelikan di pasar hewan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Perjalanan Wisata