Kabar dan Informasi Viral Terbaru Seputar Kalimantan Selatan Hari Ini | UMR | PPK | Wisata | Kuliner | Budaya | Bahasa | Banjarmasin | Banjar Baru | Tanah Laut | Hulu Sungai Selatan | Hulu Sungai Tengah | Hulu Sungai Utara | Banjar | Barito Kuala | Kotabaru | Tapin | Tabalong | Tanah Bumbu | Balangan | Handil Bakti | Martapura | Loksado | Marabahan |

Senin, 02 Januari 2023

Galeri Kabar Kalsel

Galeri Kabar Kalsel

Siring Menara Pandang


Siring Laut Kotabaru

Share:

Rabu, 09 Januari 2019

Jika Jembatan Kayu Tangi di Tutup Total

Kabarkalsel.info - Rencana pembangunan Jembatan Sungai Alalak atau yang dikenal juga dengan Jembatan Kayu Tangi yang menghubungkan Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala memunculkan pertanyaan bagi masyarakat khususnya yang bermukim di seputaran Handil Bakti, Barito Kuala. Kekhawatiran masyarakat muncul lantaran beredar isu bahwa akses jembatan Kayu Tangi akan ditutup total selama proses pembangunan jembatan baru. 

Jembatan basit

Sebagaimana diketahui, Jembatan Kayu Tangi akan diganti dengan model cable stayed (Jembatan Kabel Pancang) dengan anggaran 290 miliar. Jembatan dengan panjang 850 meter (termasuk oprit) ini rencananya akan mulai dikerjakan januari 2019 dan diperkirakan rampung pada 2020 mendatang.

Jembatan Kayu Tangi Banjarmasin

Belakangan, muncul sebuah gambar spanduk pengumuman rencana penutupan Jembatan Kayu Tangi selama proses pembangunan jembatan baru tersebut yang di unggah di laman media sosial facebook.

"Pengumuman Untuk Semua Pengguna Jalan. Sehubungan dengan akan dilaksanakannya pembangunan jembatan Cable Stayed Sei Alalak. Dalam Rangka Penggantian Jembatan Kayu Tangi Ujung. Terhitung Mulai 25 Februari 2019 - 18 Maret 2021 Jembatan Kayu Tangi Ujung Di Tutup Total. Mohon Maaf Atas Ketidak Nyamanan Ini". Demikian isi yang tertulis di spanduk tersebut. 

Isi yang tertulis dispanduk tersebut tentunya bertolak belakang dengan yang di sampaikan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XI Banjarmasin, Timbul Manahan Pasaribu sebagaimana di lansir dari  artikel jejakrekam.com yang terbit 7 Desember 2018. Dalam artikel tersebut Timbul menyebut jembatan lama tidak dibongkar selama proses pekerjaan jembatan baru. Titik jembatan baru dan jembatan lama berbeda, sehingga jembatan lama masih digunakan. “Jembatan lama tetap digunakan sebagai jembatan sementara sampai jembatan baru selesai. 

Namun, bagaimana seandainya jika akses Jembatan Kayu Tangi Ujung di tutup total?, sebenarnya masyarakat masih punya jalur alternatif untuk keluar masuk Banjarmasin - Barito Kuala yakni melalui jembatan Kayu Tangi Dua, dan Jembatan yang berada di Berangas Barat. Namun jembatan Kayu Tangi Dua adalah akses yang paling banyak digunakan sebagai alternatif saat jembatan Sei Alalak di tutup. Jembatan ini menghubungkan Handil Bakti (terminal) dan jalan tembus prumnas yang juga tembus Jl. Brigjend H. Hasan Basri. 

Namun bersdasarkan pantauan admin, jembatan alternatif ini akan macet total jika Jembatan Kayu Tangi Satu, atau Jembatan Sei Alalak ditutup, kemacetan amat parah sudah cukup sering terjadi, misalnya ketika sebuah kendaraan pengangkut alat berat mogok tepat di tanjakan Jembatan Kayu Tangi satu, padahal saat itu jembatan masih dapat di akses walaupun hanya diberlakukan satu arah. Meskipun hanya satu arah yang di alihkan jalan alternatif tetap tidak mampu menampung volume kendaraan. Oleh karenanya pemberlakuan rekayasa lalu lintas selama proses pengerjaan proyek harus benar-benar dipertimbangkan dengan seksama, mengingat pembangunan jembatan yang akan dikerjakan oleh PT Wakita ini merupakan proyek multi year.

Share:

Senin, 26 Juni 2017

Macet, Simpang 4 Handil Bakti Padat Merayap Lebih Dari Delapan Jam

Kabar Kalsel - Kemacetan parah yang sudah berlangsung kurang lebih delapan jam di Simpang Empat Handil Bakti, nampaknya belum menunjukan akan segera terurai. Padatnya arus lalu lintas terutama jenis kendaraan roda empat yang bergerak dari arah Palangkaraya menuju Banjarmasin / Banjarbaru membuat jalan Trans Kalimantan, sekitar Simpang 4 Handil Bakti sudah padat merayap sejak sekitar pukul 10.00 Wita. 

Handil bakti Macet

Antrian kendaraan roda empat bahkan mencapai hampir dua kilometer pada pukul 01.00 Wita, dan sedikit memendek ketika petugas kepolisian memberlakukan lalu lintas khusus dengan memasang tali pembatas dan mengarahkan beberapa pengendara yang mencoba menyalip dan mengambil rute pintas untuk tetap pada jalurnya. 

Handil Bakti Tahun 2017

Namun arus lalu lintas kembali memadat menjelang sore setelah hujan sempat mengguyur kawasan tersebut sekitar kurang lebih 20 menit. Selain jam sibuk karena banyak warga yang pulang dari Banjarmasin, kemacetan ini diperparah oleh banyaknya pengendara baik roda dua maupun roda empat yang memutar di dekat titik fokus kemacetan. 

Pengendara tersebut adalah mereka yang ingin menuju ke arah Marabahan, namun karena diberlakukan arus lalu lintas khusus, mereka tidak bisa langsung lurus, tetapi di alihkan ke Jl. Trans Kalimantan, untuk selanjutnya memutar dan mengambil belokan ke kiri di perempatan. Begitu pula kendaraan yang berasal dari arah Jl. Gubernur Syarkawi harus belok kiri terlebih dahulu baru bisa memutar dan menuju arah Jl. Trans Kalimantan. 

Diperkirakan kemacetan ini masih akan terus berlanjut hingga nanti malam. Karena itu bagi anda yang akan melintas di jalan ini di harapkan untuk hati-hati dan waspada, terutama terhadap kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor yang akan berbalik arah atau memutar. 

Share:

Selasa, 25 Februari 2014

Cerita Head Hunters Of Borneo

Kabar Kalsel - Cerita Mayau, Ngayau atau Kayau (Head Hunters) di gambarkan sebagai pembunuh sadis dengan memotong kepala musuhnya yang (menurut cerita ) digunakan sebagai persembahan. Namun hingga saat ini kebenaran cerita tentang Mayau atau Ngayau masih tanda tanya, sebagian orang meyakini mereka memang benar ada, tinggal jauh di pedalaman. Sebagian orang lagi menyangsikannya dan menganggap kisah itu hanya dongeng untuk menakut-nakuti anak-anak yang bandel.

Cerita rakyat ngayau
Ngayau (Credit Foto Wikimedia)

Cerita tentang Ngayau atau Head Hunters ternyata tidak hanya ada di kalangan suku-suku di Indonesia misalnya suku Banjar, tetapi juga pernah ditulis oleh seorang seorang naturalis dan eksplorator asal Norwegia, Carl Bock. Dalam buku berbahasa inggris berjudul "The Head Hunters Of Borneo" tersebut Carl Bock mengisahkan berbagai kesulitan dan rintangan selama perjalannnya dari Kalimantan Timur ke Kalimantan Selatan, termasuk cerita tentang peradaban Dayak dan Kanibalisme antar suku serta manusia berekor (Orang Boentoet).

Bock dalam catatannya telah berjumpa Dayak Long Wai, Dayak Long Wahou, Dayak Modang, Dayak Punan, “Orang Bukkit” dari Amontai, dan Dayak Tring. Dia juga menuturkan upayanya dalam menyingkap kisah lama dari warga setempat tentang manusia berekor. 

Perjalanan Bock melintasi pedalaman Kalimantan dari Kutai hingga ke Banjarmasin serta ke Amuntai ini juga di tuliskannya kedalam sebuah buku berbahasa Belanda yang berjudul "Verblijf te Bandjermassin en tocht naar de afdeeling Amoentai" tahun 1881


Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Carl_Bock#cite_note-1

http://books.google.co.id/books/about/The_Headhunters_of_Borneo.html?id=QQx-uQAACAAJ&redir_esc=y

Share:

Selasa, 18 Februari 2014

Tahapan Upacara Perkawinan Adat Banjar

Kabar Kalsel - Dalam adat Banjar, istilah “kawin” dan perkawinan adalah saat kedua mempelai duduk bersanding setelah akad nikah menurut agama. Para kerabat dan undangan akan memberikan restu serta ucapan selamat sembari menikmati aneka hidangan/makanan yang di sediakan oleh pihak mempelai.

Pernikahan adat banjar modern

Ada beberapa tahapan dalam Upacara Perkawinan Adat Banjar yang harus di lalui kedua mempelai sebelum sampai ke pelaminan (melangsungkan perkawinan), tahapan-tahapan tersebut yaitu :

Tahapan Upacara Perkawinan Adat Banjar

1. Basasuluh

Istilah ini di ambil dari kata " suluh" atau obor yang dapat di artikan sebagai langkah awal atau penjajakan terhadap calon mempelai wanita dan keluarganya.

2. Batatakunan

Betatakunan adalah tahapan seperti layaknya  besasuluh tetapi sifatnya lebih detail, "takun" atau bertanya  tujuannya untuk memperoleh informasi mengenai mempelai wanita yang lebih spesifik misalnya "apakah si mempelai sudah memiliki calon untuk pendamping hidup atau tidak?", atau kesiapan sang gadis untuk memasuki jenjang pernikahan atau berkeluarga. Betatakunan biasanya di lakukan oleh pihak laki-laki atau perwakilannya dengan datang langsung ke pihak (keluarga) calon mempelai perempuan.

3. Badatang

Tahapan berikutnya menunjukan keseriusan pihak mempelai pria kepada calonnya yaitu dengan Badatang. Badatang atau melamar adalah semacam menyampaikan niat atau hajat si pria untuk menjadikan si gadis sebagai calon istri kepada kedua orang tuanya. Di masa sekarang, tahapan upacara perkawinan adat Banjar sudah mulai memudar, sehingga sering kali tahapan basasuluh dan betatakunan  di lakukan saat acara Badatang atau melamar.

4. Maatar Patalian

Tahapan ini adalah tindak lanjut dari Badatang, mempelai pria yang sudah resmi Badatang dan di terima selanjutnya akan melaksanakan tahapan Maatar Patalian (pengikat). Patalian ini merupakan perangkat yang berisi pakaian, perhiasan, alat rias, serta berbagai barang lainnya yang di maksudkan sebagai simbol bekal sang mempelai untuk menjalani kehidupan baru berumah tangga.

5. Maatar Jujuran

Jujuran atau mas kawin merupakan sebuah prosesi yang juga dijalankan dalam tahapan upacara perkawinan adat Banjar.  Jujuran atau mas kawin bisa di antar kepada pihak perempuan sebelum hari saat akad nikah ataupun sesaat sebelum prosesi akad nikah. Biasanya jujuran dalam bentuk uang, emas (cincin) dan seperangkat alat sholat.

6. Nikah

Nikah adalah proses ijab qabul (akad nikah) yang di pimpin oleh seorang penghulu agar hubungan kedua mempelai sah dari segi agama dan hukum.

7. Bapingit

Perempuan yang telah menikah akan  di "pingit" atau di kurung di rumah dan tidak di perkenankan bertemu dengan mempelai laki-laki ataupun pemuda lainnya sembari mempersiapkan diri batamat Qur'an dan acara perkawinan. Dalam masa ini beberapa persiapan calon pengantin antara lain Bakasai, Batimung dan Bapacar.

8. Mandi-mandi

Pada tahapan ini mempelai perempuan atau bersama mempelai laki laki (jika sudah menikah) melakukan prosesi mandi di alam terbuka diatas satu balai yang terdiri atas 3 jenjang yang masing-masing sudutnya terpancang tombak yang di beri lelangit (semacam atap) warna kuning. Warna kuning merupakan warna dominan dalam upacara-upacara tradisional suku Banjar yang memiliki arti Kebesaran dan Keluhuran. Di dalam prosesi ini ada beberapa tanaman yang di gunakan antara lain Tebu kuning dan daun beringin sebagai lambang pengayom, daun Kambat sebagai penolak bahaya, daun linjuang sebagai penolak setan dan pagar mayang yang mengelilingi mempelai.

9. Batamat Qur’an

Batamat Qur'an adalah kegiatan mengkhatamkan Qur'an secara bersama-sama.

10. Hari Perkawinan.

Adalah hari di sandingkannya kedua mempelai dengan mengadakan semacam selamatan atau hajatan di hadiri oleh tetangga dan kerabat serta sanak saudara. Mempelai pria biasanya akan di "arak" menuju kediaman mempelai perempuan di iringi kesenian Sinoman Hadrah.

Usai hari perkawinan pun dalam  upacara Perkawinan adat Banjar masih ada tahapan yang di jalani kedua mempelai antara lain Basasarangan, Sujud dan Baailangan.

Share:

Kamis, 23 Mei 2013

Kronologi Tragedi Jum'at Kelabu Banjarmasin

Kabar Kalsel - Kronologi Jum'at Kelabu tepatnya 23 Mei 1997, adalah peristiwa pilu yang jika di ingat pasti akan membuat hati miris terlebih untuk warga Banjarmasin, karena tidak sedikit korban jiwa, dan yang hilang akibat salah satu tragedi terbesar sepanjang sejarah yang pernah di alami warga Banua tersebut. Adapun kronologi ini saya tulis ulang dari status bang Rusman di Facebook Kamis 23 Mei 2013, dimana pada tanggal yang sama 16 tahun yang lalu tragedi tersebut terjadi.

Tragedi jumat kelabu 1997
Foto Ilustrasi Kerusuhan

Di mulai sekitar pukul 9.00 WITA, kegiatan kampanye sudah semarak, warna kuning ada di mana-mana. Golkar membagi-bagikan sapu tangan bergambar beringin dan bekal nasi bungkus, masing-masing berjumlah 10 ribu buah. Sasaran kampanye ini ialah para buruh, tukang becak, tukang ojek. Pada sekitar pukul 11.00 kampanye membagi-bagi nasi bungkus dan sapu tangan usai dengan tenang.

Pada sekitar pukul 12.00 WITA atau tengah hari, umat Islam menjalankan ibadah salat Jumat. Sewaktu ibadah berlangsung, sebagian massa kampanye Golkar, yang umumnya terdiri dari anak-anak muda dan remaja, masih berkampanye. Mereka berputar-putar keliling kota dengan menaiki sepeda motor. Banyak di antara sepeda motor itu knalpotnya dicopoti, dan suara raungan mesin motor dirasakan sangat mengusik ketenangan mereka yang sedang bersembahyang. Puncaknya, ketika arak-arakan sepeda motor tersebut melewati Masjid Noor di Jalan Pangeran Samudera. Masjid ini terletak di daerah basis PPP. Menurut sumber dari Tim Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN) cabang Banjarmasin yang melakukan investigasi ke lapangan, ketika massa yang akan berkampanye itu melintas, jamaah salat Jum'at yang luber sampai ke jalan itu masih sedang berdoa. Sebenarnya Polantas sudah berusaha menghadang massa Beringin. Namun Satgas Golkar bersikeras untuk melewati jalan itu. Alasan mereka, salat Jumatnya tinggal membaca doa. Kemarahan jamaah dengan cepat menyebar seusai sembahyang Jumat dan sampai ke telinga penduduk di berbagai sudut Banjarmasin lainnya.


Usai salat Jumat, terjadilah kerusuhan di depan kantor DPD Golkar Kalsel. Kabar itu segera tersiar dan massa berdatangan tanpa bisa dibendung. Mereka akhirnya bentrok dengan Satgas Golkar, yang rata-rata berasal dari organisasi Pemuda Pancasila dan FKPPI. Karena massa terlalu banyak, Satgas Golkar terpaksa mencari jalan selamat. Tapi akibatnya, ada enam mobil peserta kampanye Golkar yang dibakar.

Di depan kantor Banjarmasin Post, dari arah timur ribuan massa menyerbu dengan membawa senjata aneka macam. Mereka berlari-lari ke arah lapangan Kamboja, tempat kampanye Golkar akan dilangsungkan. Di sepanjang jalan, semua bendera, spanduk, umbul-umbul Golkar diturunkan dan dibakari. Di sana, mereka bergabung dengan massa penyerbu yang mula-mula muncul di pinggir lapangan. Panggung kampanye pun diserbu dan dirobohkan. Kaum penyerbu bertarung dengan dua puluh ribu massal Golkar yang sedang berkumpul di sana. Para petugas keamanan tidak mampu mengendalikan pertarungan dengan kekerasan tersebut. Sebuah rumah ibadah (Gereja HKBP) yang terletak di dekat kantor Banjarmasin Post mulai terbakar. Mobil pemadam kebakaran yang berusaha mencegah menjalarnya api ke gedung Banjarmasin Post terpaksa pergi karena petugasnya dikalungi clurit oleh massa. Namun api tidak jadi melalap kantor Banjarmasin Post.

Sebagian massa menyerbu Hotel Istana Barito. Di sana, mereka berhadapan dengan ribuan massa Golkar yang berkumpul di depan hotel, sedang bersiap-siap untuk kampanye sore itu. Dari arah barat, tiba-tiba muncul ribuan massa lain, sebagian mengenakan kaos hijau dan atribut PPP. Dengan senjata tajam dan apa saja, mereka menyerbu massa di depan hotel. Mobil-mobil yang kebetulan ada di sana hancur luluh lantak, kaca-kaca hotel pecah dilempari batu.

Mulai pukul 15.00 WITA, listrik padam, menambah suasana mencekam. Kerusuhan meningkat. Sebagian besar tamu Hotel Istana Barito masih berada di dalam kamar mereka dalam kegelapan. Tiba-tiba satpam hotel menggedori pintu-pintu kamar dan berteriak, “kebakaran!, para tamu pun berhamburan ke luar, menyelamatkan diri masing-masing. Dengan cepat, kerusuhan menjalar ke mana-mana. Massa terus melakukan pengrusakan, sambil meneriakkan yel-yel PPP. Beberapa orang mengenakan atribut PDI. Suasana semakin kalut. Massa merusak dan membakar mobil-mobil pribadi yang ditemui di jalan raya mana saja dan menjarah isinya. Sebuha mobil meledak, setelah dibakar di jalanan. Di depan Plaza Mitra, beberapa mobil segera bergelimpangan, sebagian terbakar. Seorang wanita naik sepeda motor dengan hanya mengenakan BH di bagian atas, karena kaos Golkarnya dirampas massa. Di jalanan, batu-batu berserakan, pecahan kaca bertebaran di mana-mana.

Di jalanan, fasilitas umum dihancurkan. Massa juga merusak dan melempari ruko-ruko yang berderet di sepanjang Jalan HM Hasanuddin sampai Jalan A.Yani, di kawasan Sudimampir, Jalan MT Haryono, dan Jalan Pangeran Samudera.

Di dalam kompleks Plaza Mitra, dengan persetujuan dari manajemen di Jakarta, pimpinan TB Gramedia memutuskan untuk menutup toko dan karyawan diminta segera meninggalkan lokasi kerja. Semua pulang, dengan catatan tidak memakai atribut PPP mana pun. Di depan Plaza Mitra, petugas mulai menutup jalanan dan membuat pagar betis untuk melindungi kompleks pertokoan itu. Tetapi, ribuan massa tidak terbendung. Mereka merangsek ke depan, memecah pagar betis petugas, memcahkan kaca-kacaetalase, masuk ke dalam gedung, dan menjarah apa saja yang bisa diambil. Gas air mata yang disemprotkan petugas tidak mampu menahan mereka.

Hingga saat itu, Plaza Mitra baru dirusak, tetapi belum terbakar. Kemudian, sebuah sedan putih didorong dan ditabrakkan ke kaca etalase Toys Kids di lantai dasar, sebelum akhirnya mobil itu dibakar. Api segera menyebar ke seluruh gedung. Setelah Plaza Mitra terbakar, gedung-gedung lain segera menyusul. Malam itu, seluruh empat lantai gedung Plaza Mitra musnah terbakar. Sementara itu, kerusuhan tidak hanya menjangkau kawasan petokoan. Wilayah pemukiman penduduk pun mulai terkena. Kampung Kertak Baru Ulu, khususnya RT 10 yang dihuni 30 KK mulai dilalap api sejak pukul 16.35 WITA. Kawasan pemukiman ini berlokasi di belakang Jalan Pangeran Samudera. Api mula-mula berasal dari kelenteng (rumah ibadah) Cina, yang segera menjalar ke rumah-rumah yang terletak di belakangnya. Api bahkan menjaalr ke asrama POM ABRI yang hanya terpisah oleh sungai selebar 3 meter dari Kertak Baru Ulu.

Sementara di tempat lain yakni di Jalan Veteran dan Jalan Lambung Mangkurat, pada waktu yang sama, sebanyak enam gereja dan satu tempat ibadat Konghucu (Klenteng) ikut dihancurkan. Rumah-rumah WNI keturunan Cina juga ikut dilempari batu. Bahkan ada keluarga yang akan menyelamatkan diri, setelah mobil penjemput datang, mobil tersebut dihancurkan kacanya. Terpaksa pemiliknya lari menjauh dari situ.

Juga ikut "digasak" massa adalah rumah bos klub sepakbola Barito Putra yang juga calon legislatif dari Golkar. Rumah itu disatroni massa dan dirusak. Kompleks Pamen ABRI pun ikut rusak- barangkali karena penghuninya banyak yang menjadi calon legislatif Golkar.

Sekitar pukul 17.00 WITA, massa bergerak kembali ke arah DPD I Golkar. Tapi tidak langsung ke sana. Mereka mampir kembali di Jujung Buih Plaza. Genset Jujung Buih Plaza dibakar dan gedung 8 lantai tersebut akhirnya terbakar. Di sebuah hotel di gedung itu, Hotel Kalimantan, banyak artis yang mengikuti kampanye menginap, termasuk jurkamnya. Di hotel tersebut juga menginap Ketua Umum MUI Pusat KH Hasan Basri yang ikut rombongan kampanye. Disitu juga ada Gubernur Kalimantan Selatan dan Muspida. Tapi akhirnya mereka dapat diselamatkan. Namun tidak diketahui apakah di sana juga jatuh korban. Yang jelas, saat dilakukan penyelamatan banyak yang jatuh pingsan. Gubernur Kalsel Gusti Hasan Aman sendiri merasa sangat kaget dan seolah tidak percaya melihat ulah massa yang begitu brutal.

Karena massa terus mengamuk, pemadaman pun tidak berlanjut. Yang menyiram air kemudian lari dari kepungan massa. Banyak tabung gas meledak. Setelah disiram air, kemudian ditinggal lari menghindari amukan massa. Sejumlah sepeda motor tidak dapat diselamatkan dan ikut dilalap si jago merah.

Mulai sekitar pukul 18.00 WITA, bagian belakang gedung Anjung Surung mulai mengepulkan asap. Api membakar habis apotik Kasio yang terletak di belakang gedung ini. Barisan Pemadam Kebakaran tidak berdaya, karena massa mencegah dan mengancam mereka supaya tidak memadamkan api.

Namun secara ajaib, ketika seluruh api menelan gedung-gedung di sekitarnya, gedung Anjung Surung selamat. Petugas UGD RS Islam menyebutkan, hingga pukul 17.30 WITA, rumah sakit tersebut merawat 12 orang korban. Delapan di antaranya menderita luka bacok, empat sisanya akibat kecelakaan lalu lintas. Sementara RS Ulin menyebutkan, sedikitnya mereka merawat 20 orang pasien, termasuk Didik Triomarsidi, juru foto Banjarmasin Post. Didik dianiaya massa ketika meliput penghancuran gedung markas DPD Golkar.

Saat itu, orang-orang dari berbagai kampung pun mulai gelisah dan mulai melakukan pengamanan masing-masing. Mereka semua keluar rumah, menjaga sePtiap gang dan jalan-jalan masuk. Lengkap dengan senjata tajam, berupa mandau, samurai, dan clurit. Penjagaan dilakukan semalam suntuk, karena mereka mendengar isu yang mengatakan bahwa Golkar akan mengadakan serangan balasan.

Pukul 20.30 WITA, massa beramai-ramai ke arah Mitra Plaza, yang merupakan pusat pertokoan terbesar di Banjarmasin. Letaknya di Jalan Pangeran Antasari. Di gedung berlantai empat ini banyak terdapat toko-toko elektronik, komputer, diskotik, ruang pertemuan, show-room mobil mewah, toko buku Gramedia, KFC, Bioskop 21, dan sarana hiburan anak-anak. Massa berhasil masuk dengan menorobos blokade keamanan. Isi gedung dijarah dan dibawa lari. Gedung itu sendiri telah terbakar sekitar pukul 20.00 WITA, dan api menyala sampai pukul 09.00 WITA keesokan harinya.

Massa terus mengamuk dan mengobrak-abrik isi gedung. Pada saat itu tersiar kabar bahwa pasukan keamanan diperbolehkan untuk menangkap dan menembak di tempat. Tapi pasukan keamanan tidak melakukan apa-apa. Akhirnya, massa yang lengkap dengan berbagai senjata tajam itu terus mengamuk. Pukul 22.00 WITA, 1000 orang pasukan bantuan datang dengan tiga pesawat hercules. Menurut laporan LBHN Banjarmasin itu, tidak diketahui dari mana mereka didatangkan. Pasukan kemudian bergerak mendekati Gedung Mitra Plaza. Mereka menghalau massa yang masih ada di gedung itu. Senjata menyalak. Namun pihak LBHN Banjarmasin tidak memperoleh informasi berapa korban yang jatuh di sana.

Pada malam harinya, jumlah gerombolan massa menyusut. Listrik masih padam dan seluruh kota dalam keadaan tetap gelap gulita, hanya diterangi kobaran api di mana-mana. Beberapa tempat diblokade petugas keamanan, namun gerombolan massa masih berkerumun di beberapa tempat. Mereka memasuki kawasan pemukiman, menyerang dengan clurit, mandau, samurai, dan berbagai senjata lain. Beberapa rumah, kantor dan warung yang berdekatan dengan Banjarmasin Post masih menyala terbakar. Benar-benar mirip lautan api. Laporan awal menyebut, secara keseluruhan ratusan rumah dan toko hancur, sebuah gereja Katolik, sebuah bank, dan sebuah hotel ikut hancur. Sekitar 80 orang diberitakan luka-luka dan 50 orang ditahan.

Kemudian, sekitar pukul 23.00 WITA, massa menuju ke arah luar kota. Sasarannya adalah rumah-rumah calon legislatif Golkar. Karena terbetik kabar massa membawa formulir berisi Daftar Calon Tetap (DCT) Golkar. Ada empat rumah yang dibakar walau belum jelas apakah itu rumah caleg Golkar atau bukan. Juga menjadi sasaran adalah toko-toko Cina sepanjangan jalan, ikut dihancurkan dengan lemparan batu. Hampir semua toko di sepanjang Jalan A. Yani rusak berat dan api membumbung tinggi. Saat itu pasukan pun tidak lagi diam. Mereka mulai mengejar-ngejar massa.

Yang sangat tragis, sekitar pukul 24.00 WITA, seorang warga yang keluar rumah untuk melihat keadaan kelihatan tergeletak tertembak peluru. Meski begitu, masih menurut laporan Tim LBHN Banjarmasin, suasana di jalan-jalan masih ramai. Banyak orang yang sudah terlanjur keluar sulit pulang lagi ke rumahnya masing-masing. Karena jalan-jalan sudah diblokir oleh orang-orang kampung. Yang bukan warganya tidak diperbolehkan masuk dan melewati jalan tersebut.

Namun sekitar pukul 01.00 WITA dini hari (Sabtu, 24 Mei), massa bergerak ke luar kota. Karena semua jalan sudah diblokir oleh pihak keamanan. Suasana semakin tegang. Khususnya di pusat kota, semua listrik padam dan baru menyala pukul 09.30 pagi.

Kemudian pasukan keamanan, sekitar pukul 03.00 WITA, mengobrak-abrik Kampung Kelayan. Kampung ini merupakan kampung terpadat dan dikenal banyak preman. Ada 195 orang yang diamankan di kantor Polresta. Kondisi mereka babak belur dan hampir semua menjadi sulit untuk dikenali wajahnya. Sekitar pukul 04.00 WITA, masyarakat perumahan Beruntung Jaya yang semalam suntuk berjaga terus karena ada isu akan diserang, bertahan masuk ke rumah, saat ada suara pasukan datang. Tak jelas berapa orang ditahan dari sana. Pukul 06.00 WITA, aparat keamanan, lebih kurang 5 truk, datang ke kampung Teluk Tiram. Di kampung itu, mereka memburu massa yang diperkirakan ada di kampung tersebut. Mereka dengan senjata lengkap di tangan berjaga-jaga terus di jalan-jalan utama. Setiap orang lewat yang kelihatan mencurigakan digeledah. Bahkan, yang terlihat menggunakan pakaian agak kumuh langsung dihentikan.

Hingga keesokan harinya, sabtu pagi, api masih menyala di kompleks Mitra Plaza. Seluruh lantai gedung tersebut masih belum bisa dimasuki. Tetapi bau sangit dan busuk menyengat hingga ke luar ruangan. Regu penyelamat belum bisa bertindak apa-apa karena gedung masih diselimuti api dan asap. Evakuasi baru bisa dilakukan sore hari ketika sebagian api sudah padam. Kapolda Kalsel memberikan laporan kepada Kapolri mengenai kemungkinan terdapatnya sejumlah mayat yang terbakar hangus di dalam kompleks pertokoan. Para pejabat dari Jakarta yang sedianya berkampanye, diterbangkan kembali dari Banjarmasin. Mereka termasuk Mensekkab Saadilah Mursyid dan KH Hasan Basri. Pangdan Tanjungpura Mayjen Namoeri Anoem mengumumkan berlakunya jalan malam di Banjarmasin, mulai pukul 8 malam hingga 5 pagi, selama lima hari massa cooling off kampanye, 24-29 Mei 1997.

Kronologi Jum'at Kelabu 23 Mei ini memang menggambarkan kengerian luar biasa, namun kejadian sesungguhnya jauh lebih dari itu, mari berdoa agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.

Share:

Join & Follow Me

Blog Roll